Morfofonemik adalah suatu kajian tentang perubahan-perubahan pada fonem yang disebabkan oleh hubungan antara dua morfem atau lebih. Morfofonemik merupakan subsistem yang menghubungkan morfologi dan fonologi. Di dalamnya dipelajari bagaimana morfem yang direalisasikan dalam tingkat fonologi. Proses morfofonemik merupakan peristiwa fonologis yang terjadi karena pertemuan morfem dengan morfem. Proses morfofonemik dalam bahasa Indonesia hanya terjadi dalam realisasi pertemuan morfem dasar dengan realisasi afiks, baik prefiks, sufiks, infiks maupun konfiks.
Dalam bahasa Indonesia yang terkenal ialah perubahan-perubahan fonem nasal yang berwujud /m/ di depan fonem /b/, /p/, /m/, /t/, /d/, /j/, /c/ dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam bahasa Indonesia sedikitnya terdapat tiga proses morfofonemik, yaitu (1) proses perubahan fonem, (2) proses penambahan fonem, dan (3) proses hilangnya fonem.
Morfofonemik mempelajari perubahan – perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain / Morfem ber-, misalnya terdiri dari tiga fonem, ialah / b, ə, r /. Akibat pertemuan morfem itu dengan morfem ajar, fonem /r/ berubah menjadi /I/, hinggs pertemusn morfem ber- dengsn morfem ajar menghasilkan kata belajar. Demikianlah di sini terjadi proses morfofonemik yang berupa perubahan fonem, ialah perubahan fonem /r/ pada ber- menjadi /l/.
Kata kerajaan /keraja?an/ terdiri dari dua morfem, ialah morfem ke-an dan –raja. Akibat pertemuan kedua morfem itu. Terjadilah proses morfofonemik yang berupa penambahan, ialah penambahan fonem /?/ pada ke-an, hingga morfem ke-an menjadi /kə-?an/.
Kata melerai terdiri dari dua morfem, ialah morfem meN- dan morfem lerai. Akibat pertemuan kedua morfem itu, fonem /N/ pada morfem meN- hilang, hingga morfem meN- menjadi me-.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa dalam bahasa Indonesia terdapat empat proses morfofonemik yaitu:
1. Proses perubahan fonem
2. Proses penambahan fonem
3. Proses hilangnya fonem
4. Proses pergeseran fonem
4.4 Proses Hilangnya Fonem
Proses hilangnya fonem /N/ pada meN- dan peN- terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /I, r, y, w dan nasal/, misalnya:
MeN- + lerai → melerai
MeN- + yakinkan→ menyakinkan
MeN- + merahi → memerahi
MeN- + nalarkan→ menalarkan
peN- + lerai → pelerai
peN- + ramal → peramal
peN- + rusak → perusak
peN- + waris → pewaris
Fonem /r/ pada morfem ber-, per-, dan ter-, hilang sebagai akibat pertemuan morfem-morfem itu dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /r/ dan bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /ər/, misalnya:
ber- + rantai → berantai
ber- + kerja → bekerja
ber- + serta → beserta
ber- + ternak → beternak
per- + rampung→ perampung
per- + rapat → perapat
per- + ragakan→ peragakan
ter- + rebut → terebut
ter- + permanai→ terpermanai
ter- + perdaya→ terperdaya
Fonem – fonem /p, t, s, k/ pada awal morfem hilang akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem – fonem itu, misalnya:
meN- + tulis → menulis
meN- + sapu → menyapu
peN- + tulis → penulis
peN- + karang → pengarang
Pada kata memperagakan dan mentertawakan fonem /p/ dan /t/ yang merupakan fonem awal bentuk dasar kata itu tidak hilang karena fonem-fonem itu merupakan fonem awal afiks ialah afiks per- dan ter-. Demikian juga pada kata-kata menterjemahkan, mensupply, mengkoordinir, penterjemah, pensurvey, fonem=fonem /t, s, k,/ yang merupakan fonem awal bentuk dasar kata itu tidak hilang karena bentuk dasar kata-kata itu berasal dari kata asing yang masih mempertahankan keasingannya.
4.5 Proses Pergeseran Fonem
Ialah suatu pergeseran fonem dari suatu morfem kepada suatu morfem yang lain. Pergeseran fonem terjadi apabila suatu morfem yang berakhir dengan konsonan bertemu dengan morfem lain yang berasal dari fonem vocal dalam suatu kata, misalnya :
PanaЅ – i → Pana – Ѕi
Pukuℓ - i → Puku - ℓi
Karaŋ – an → Kara - ŋan
Laut – an → Lau – tan
Proses hilangnya fonem /N/ pada meN- dan peN- terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /l, r, y, w, dan nasal/, misalnya meN- + lerai menjadi melerai; peN- + lerai menjadi pelerai; meN- + rusak menjadi merusak; peN- + rusak menjadi perusak; meN- + wakil menjadi mewakili; peN- + waris menjadi pewaris; meN- + yakin menjadi meyakinkan; peN- + lupa menjadi pelupa; dan sebagainya.
Fonem /r/ pada morfem ber-, per-, dan ter- hilang sebagai akibat pertemuan morfem-morfem itu dengan bentuk dasar yang berawal dengan /r/ dan bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir /er/, misalnya ber- + rantai menjadi berantai, ber- + ternak menjadi beternak; per- + raga menjadi peraga; ter- + rasa menjadi terasa; dan sebagainya.
Fonem-fonem /p, t, s, k/ pada awal morfem hilang akibat pertemuan dengan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem-fonem itu, misalnya meN- + pakai menjadi memakai; meN- + tulis menjadi menulis; peN- + pakai menjadi pemakai; meN- + karang menjadi mengarang; peN- karang menjadi pengarang, dan sebagainya. Perhatikan contoh lain berikut ini.
/’anak/ + /-nda/ /ananda/ /k/
/sejarah/ + /wan/ /sejarawan/ /h/
/’ilmiah/ + / wan/ / ’ilmiawan/ /h/
/ber-/ + /rumah/ /berumah/ /t/
/per-an/ + /raya/ /perayaan/ /r/
/ter-/ + /perdaya/ /terpedaya/ /r/
/meN-kan/ + /kirim/ /mengirimkan/ /k/ luluh
/meN-i/ + /kirim/ /mengirim/ /k/ luluh
/meN-/ + /tangkap/ /menangkap/ /t/ luluh/
/meN- + /pakai/ /memakai/ /p/ luluh
Daftar Rujukan
Alwasilah, A. Chaedar. 1992. Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik.
Bandung: Angkasa.
Kridalaksana, Harimurti. 1996. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Purwo, Bambang Kaswanti (Ed.). 2000. Kajian Serba Linguistik untuk Anton
Moliono Pereksa Bahasa. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia
Atmajaya.
Ramlan, M. 1985. Ilmu Bahasa Indonesia Morfologi suatu Tinjauan Deskriptif.
Yokyakarta. C.V. Karyono.
Rusyana, Yus dan Samsuri (eds.). 1983. Pedoman Penulisan Tatabahasa
Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sampson, Geoffrey. 1980. Schools of Linguistics Competition and Evaluation.
London: Hutchinson.
Samsuri. 1988. Berbagai Aliran Linguistik Abad XX. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
P2LPTK.
Samsuri. 1987. Analisis Bahasa: Memahami Bahasa Secara Ilmiah. Jakarta:
Erlangga.
Dardjwidjojo, Soenjono. 1983. Beberapa Aspek Linguistik Indonesia. Jakarta:
Djambatan.
Wahab, Abdul. 1990. Butir-butir Linguistik. Surabaya: Airlangga University
Press.
Wahab, Abdul. 1991. Isu Linguistik Pengajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya:
Airlangga University Press.
a. Hilangnya fonem /N/ pada meN- dan peN- akibat bertemu dengan bentuk dasar yang berawal /l,r,y,w,dan nasal/. Misal : meN+lerai menjadi melerai peN + ramal menjadi peramal
b. Hilangnya fonem/r/ pada morfem ber-, per-, dan ter- sebagai akibat bertemu dengan bentuk dasar yang berawal fonem /r/ dan suku pertamanya berakhir dengan /әr/.
contoh : ber-+rapat menjadi berapat ter- +rasa menjadi terasa ter- + rebut menjadi terebut
c. Hilangnya fonem /p,t,s,k/ pada awal morfem hilang akibat pertemuan morfem meN- dan peN-dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem-fonem itu. Misal : meN-+paksa menjadi memaksa peN- + karang menjadi pengarang.
Pada kata memperagakan dan mentertawakan fonem /p/ dan /t/ yang merupakan fonem awal bentuk dasar tidak hilang, karena fonem-fonem itu merupakan fonem awal afiks per- dan ter-.
Demikian pula dengan menterjemahkan, mensupply, mensurvey, mengkoordinir. Fonem-fonem /t, s, k/ tidak hilang karena bentuk dasar kata-kata itu berasal dari asing yang masih mempertahankan keasliannya.
Menurut Harimurti, (2007:183) “Morfofonemik adalah subsistem yang menghubungkan morfologi dan fonologi. Di dalamnya dipelajari bagaimana morfem direalisasikan dalam tingkat fonologi”. Alwi (2000:31) berpendapat bahwa proses morfofonemik adalah proses pengubahan bentuk yang diisyaratkan oleh jenis fonem atau morfem yang digabungkan. Menurut Ramlan, (1985:75) “Morfofonemik adalah proses yang mempelajari perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain.” Berdasarkan uraian sebelumnya, morfofonemik terjadi jika beberapa bentuk afiks bertemu dengan fonem awal tertentu pada sebuah kata dasar. Hal ini juga dapat terjadi pada afiks jika bertemu dengan kosakata asing. Misalnya, me(N) + download men-download.
Dalam bahasa Indonesia, terdapat kaidah-kaidah morfofonemik menurut Ramlan, proses morfofonemik dapat digolongkan dalam tiga proses. Tiga proses morfofonemik, yaitu proses perubahan fonem, proses penambahan fonem, dan proses hilangnya fonem.
Proses Penghilangan Fonem
Proses penghilangan fonem adalah proses yang terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /l, r, y, w, dan nasal/ (Ramlan, 1985:87).
Contoh:
me-render
me(N)- + render (me-render)
/ //N/
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dalam Bab 2, penulis akan mengambil konsep proses afiksasi menurut Ramlan. Alasan penulis menggunakan konsep tersebut adalah karena penulis melihat adanya beberapa kesamaan dalam proses pemberian afiks. Selain itu, penulis menggunakan konsep tersebut karena penulis melihat bahwa data yang dikumpulkan penulis sebagian besar memiliki persamaan dalam proses afiksasi seperti yang diajukan Ramlan.
Dalam penelitian kali ini, Penulis akan menggunakan proses morfofonemik menurut Ramlan, karena penulis beranggapan bahwa proses morfofonemik terjadi akibat pertemuan morfem dengan fonem kata dasar. Berdasarkan hal tersebut, penulis menggunakan bentuk meN- sebagai bentuk dasar yang mendekati proses tersebut. Bentuk dasar meN- dengan /N/ sebagai bentuk abstrak merupakan bentuk yang dapat bergabung dengan bentuk mana pun dan dapat mengalami penyesuaian dengan bentuk yang mengikutinya. Selain itu, bentuk /N/ juga sebagai perwakilan dari bunyi nasal.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, proses morfologis yang terdapat dalam bahasa Indonesia sama dengan afiksasi pada kosakata asing dalam istilah teknologi informasi. Dalam hal ini, proses morfologis yang dimaksud adalah afiksasi. Akan tetapi, ada beberapa hal yang berbeda dalam proses morfofonemiknya, yaitu kata dalam bahasa Inggris yang bergabung dengan afiks tetap mempertahankan bentuk dasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomen untuk Kemajuan